Ada Apa Dengan Jea?
Jam menunjukkan pukul 7 malam. Jea masih tidak kunjung keluar dari kamarnya sejak makan siang tadi. Hal itu membuat Nandra bingung harus melakukan apa. Nandra sedari tadi hanya berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar Jea. Ia ingin mengetuknya, namun sedetik kemudian ia urungkan niatnya.
Pasalnya, Nandra harus pergi ke restaurantnya untuk meninjau menu baru yang diluncurkan tadi siang. Namun d satu sisi ia tidak bisa meninggalkan Jea. Gadis itu belum makan malam. Ditambah lagi kaki Jea masih sakit, itu semua menambah kekhawatiran Nandra pada Jea.
“Gue ketuk aja kali ya?” monolog Nandra.
Baru saja Nandra ingin mengetuk pintu kamar Jea, ponselnya berbunyi. Nama Sylvia pun muncul di sana, Nandra pun mengangkatnya.
“Halo Sylvia..”
Nandra pergi menjauh dari kamar Jea, ia pergi ke kamarnya agar suara ia bertelepon tidak mengganggu Jea yang mungkin saja sedang tidur.
Lain halnya dengan Jea. Sedari tadi ia tahu bahwa Nandra ada di depan kamarnya. Namun ia terlalu malas untuk bertemu dengan Nandra, jadi ia hanya berdiam diri di kamarnya. Ia lapar, tapi ia tidak ingin keluar karena pasti akan bertemu dengan Nandra. Ia benar-benar sedang tidak ingin melihat Nandra. Ditambah lagi tadi ia mendengar bahwa Nandra mendapat telepon dari Sylvia, wanita yang mengirim foto gak jelas bagi Jea.
“Gue sebenernya kenapa sih?” “Ya kalo si Sylvia itu pacarnya Nandra juga emang kenapa?” “Gue sama dia kan nikah cuma karena kemauan orang tua. Gue juga gak suka dia. Jadi, apa yang mau gue harapin?”
Jea bermonolog dengan dirinya sendiri. Ia merasa aneh pada dirinya sendiri. Mengapa ia harus merasa kesal melihat pesan dari Sylvia? Bukankah seharusnya ia bersikap tidak peduli?
Jea mendengar suara pintu apartementnya terbuka lalu tertutup kembali. Ia pun berjalan mendekat ke arah pintu kamarnya. Ia menempelkan telinganya ke pintu kamarnya.
“Si Nandra udah pergi kali ya?”
Jea pun memutuskan untuk membuka sedikit pintunya. Ia mengintip ke luar. Sepi, itulah yang ia lihat. Artinya Nandra sudah pergi.
“Paling pergi nemuin ceweknya,” pikirnya.
Akhirnya ia pun memutuskan untuk keluar dan berjalan ke arah dapur untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan. Ia melewati meja makan dan melihat ada nasi goreng di sana. Tanpa pikir panjang, Jea langsung duduk di sana dan memakan nasi goreng tersebut. Ia menghabiskannya tanpa sisa.
Setelah merasa kenyang dan membereskan bekas makannya, ia kembali ke kamarnya untuk mandi dan beristirahat.
justdoy_it