Anggota Keluarga Baru
Nandra baru saja tiba di rumah sakit. Ia keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa dan berlari masuk ke dalam rumah sakit untuk menuju ruangan Jea yang sebelumnya sudah diberitahukan oleh bundanya. Begitu sampai di depan pintu ruangan Jea, Nandra pun langsung membukanya dan masuk ke dalamnya.
Pemandangan pertama yang Nandra lihat adalah sosok Jea yang terlihat masih lemah dengan sosok mungil yang berada di dekapan Jea. Nandra pun menghampiri keduanya.
Nandra kagum melihat sosok mungil yang berada di dalam dekapan Jea yang tak lain adalah anaknya.
“Mas, aku belum kasih dia nama. Kamu ada saran?” Tanya Jea.
“Jeandra,” kata itu terlontar begitu saja dari bibir Nandra yang masih sibuk memandangi sosok anaknya yang mungil nan tampan.
“Jeandra? Artinya apa, Mas?”
Nandra pun mengalihkan atensinya dari anaknya. Ia menatap Jea yang sedang kebingungan dengan arti dari nama Jeandra.
“Singkatan dari Jea dan Nandra,” ujar Nandra menjawab kebingungan sang istri.
Jea pun tersenyum mendengarnya. Ia menatap putranya sambil menggumamkan nama Jeandra.
“Berarti namanya Jeandra Mahawira, ya?”
Nandra pun tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Nandra mengambil duduk di sisi ranjang yang kosong. Ia pun memeluk Jea beserta putra mereka.
“Je,” panggil Nandra.
“Hm?” Jea menoleh ke arah Nandra yang saat ini sedang menatapnya.
“Terima kasih sudah melahirkan Jeandra,”
Jea tersenyum. “Kamu gak perlu berterima kasih karena ini memang tugasku.”
“Saya merasa beruntung bisa ketemu kamu, Je. Saya harap Jeandra bisa jadi sosok yang tangguh seperti kamu,”
“Aku juga berharap semoga Jeandra bisa jadi sosok yang lembut dan pekerja keras seperti kamu—Ayahnya. Asal gak ngikutin jejak kebodohan ayahnya aja yang gampang ditipu cewek,”
“Je, astaga! Udah setahun loh? Jangan di bahas lagi,”
“Biarin aja, biar kamu ingat kalau kamu pernah sebodoh itu karena berkali-kali tertipu sama Sylvia,” ujar Jea acuh.
Nandra menghela napasnya. Ia pasrah dengan ucapan Jea yang memang benar adanya. “Iya, saya memang bodoh waktu itu.”
Jea pun tersenyum puas mendengar pengakuan Nandra.
Nandra kembali merengkuh Jea. Ia pun mengecup dahi Jea untuk beberapa saat. “Sekali lagi, terima kasih untuk semuanya. Tolong untuk tetap bersama saya sampai akhir hayat saya.”
Jea yang terharu mendengarnya pun menitikkan air matanya. Kemudian ia mengangguk sebagai balasan bahwa ia setuju untuk terus bersama-sama dengan Nandra sampai akhir.
justdoy_it