— Bagian 17
Mahardika dan Shanin masuk ke dalam cafe.
“Bang!” panggil Mahardika kepada pria yang berdiri di balik meja kasir.
Pria itu mendongakkan kepalanya dan tersenyum.
“Yoo, Dika” sapa pria dengan perawakan tinggi dan tampan itu.
“Udah lama ga ketemu” Mahardika dan pria itu bersalaman ala pria.
“Lo nya sombong sih, Dik” canda pria itu.
Mahardika hanya tertawa kecil. “Oh iya, ini Shanin yang gue ceritain di chat tadi” Mahardika memperkenalkan Shanin yang sejak tadi diam disampingnya.
“Hi, Shanin. Gue Dirga, sepupunya Mahardika” pria bernama Dirga itu pun mengulurkan tangannya dan tersenyum.
Shanin membalas uluran tangan pria itu dan menjabatnya. “Shanin, Kak”
“Kata Dika lo butuh part time ya?” tanya Dirga. Shanin pun mengangguk. Dan mereka pun melepaskan jabatan tangan tadi.
“Lo bisa kerja mulai besok, Shan. Untuk jam kerja bisa nyesuain sama jam kuliah lo nanti kok” ujar Dirga.
“Serius langsung diterima, Kak? Ga ada tes atau yang lainnya?” tanya Shanin yang cukup terkejut karena Dirga menerimanya dengan mudah.
Dirga pun tertawa. “Santai aja, Shan. Lo kan kenalannya si Dika, jadi gue percaya”
Shanin pun mengangguk dan tersenyum.
“Soal gaji, besok kita omongin lagi sekalian kontraknya ya” ujar Dika
Lagi-lagi Shanin hanya mengangguk.
“Yaudah bang, kita pamit ya. Besok kita dateng lagi” pamit Mahardika.
“Ga mau duduk dulu sambil ngopi sama makan gitu?” tawar Dirga.
Mahardika pun menggeleng. “Lain kali aja bang, sekarang masih ada keperluan lain”
“Yaudah, hati-hati” ujar Dirga.
Shanin dan Mahardika pun pamit lalu meninggalkan cafe tersebut. Sekarang tujuan mereka adalah mencari kebutuhan yang diperlukan untuk masuk kuliah mereka.