Baper Karena Bubur

Derian baru saja selesai mandi di kamar mandi rumah sakit, bertepatan dengan itu pula Denara memasuki ruang rawat papa Derian.

“Lo belum sarapan kan?” tanya Denara dan Derian menggeleng.

“Nih gue bawain bubur” ujar Denara.

Derian mendekat ke arah Denara sambil tersenyum.

“Gausah senyum gitu, senyum lu kayak orang mesum” Denara menjauhi Derian dan berjalan menuju sofa.

Derian mengikuti Denara, ia memperhatikan gadis itu yang sangat cekatan menyiapkan sarapannya.

“Ngapain bengong? Makan”

Derian pun menurut, ia mengambil buburnya dan mulai menyuapkan bubur itu ke mulutnya.

“Na, kok lo baik sih? Jangan-jangan...” Derian menggantungkan ucapannya.

“Lo udah mulai suka ama gue ya?”

Denara memutar bola matanya malas. “Ngimpi.”

Derian menghentikan kegiatan makannya. “Jangan baik sama gue karena cuma kasihan ya, Na. Gue gak mau dikasihani.”

Derian pun mengambil tas ransel dan jaketnya. “Gue pergi dulu, makasih buburnya.”

Denara hanya bisa menatap kepergian Derian dengan heran.

“Padahal gue ngelakuinnya tulus.” ucap Denara pelan pada dirinya.

Ia pun menghendikkan bahunya acuh, menurutnya Derian itu aneh. Kadang bisa manis dan bisa seperti ini juga. Akhirnya Denara memutuskan untuk membereskan sisa makanan Derian.