Denara Ngambek?

Derian dan Denara sekarang sedang berada di parkiran FEB. Derian memakai helmnya, lalu mengelap bagian jok belakang dengan lengan jaket yang ia kenakan. Denara yang melihatnya pun heran.

“Ngapain di lap segala?”

“Mau di dudukin orang cantik, jadi harus bersih” jawab Derian dengan senyuman lebar khasnya.

Sementara Denara hanya menggelengkan kepalanya. Ia lelah melihat tingkah ajaib Derian.

“Nih pake, Na. Atau mau gue pakein?” Derian mengedipkan sebelah matanya.

“Ga, gue bisa sendiri” ujar Denara sembari memakai helmnya. Kemudian Denara pun naik ke motor Derian.

“Pegangan, Na”

“Udah”

Derian pun heran. Ia tidak merasakan tangan Denara di badannya. Ia pun menolehkan kepalanya ke belakang. Ternyata Denara lebih memilih pegangan ke besi motor.

“Yahh padahal gue pengen dipeluk”

“Jangan banyak mau deh, cepet jalan”

Tanpa menunggu lama lagi, Derian langsung menyalakan mesin motornya lalu motor Derian pun meninggalkan area kampus.


Di sepanjang perjalanan Denara hanya diam saja.

“Na, kamu tau gak apa bedanya kamu sama matahari?”

“Ga”

“Sama sih, gue juga gak tau. Makanya gue nanya”

Denara kira Derian ingin menggombalinya, ternyata dia salah. Lagipula apa sih yang dia harapkan dari Derian, pikir Denara.

Akhirnya mereka pun sampai di depan cafe. Tanpa sepatah kata pun, Denara langsung melepas helmnya dan masuk ke dalam cafe. Meninggalkan Derian dengan kebingungannya.