Diusir dari rumah

Hari semakin sore, Shanin masih berjalan di trotoar jalan dengan tas besarnya. Shanin bingung harus tinggal di mana karena ia tidak punya uang sepeser pun. Gajinya sudah diambil semua oleh ibunya. Shanin pun memilih duduk di halte sebentar, ia lelah terus berjalan tanpa ada tujuang. Batinnya terus berdebat, apakah dia harus meminta bantuan Mahardika atau tidak?

Shanin menundukkan kepalanya. Bahunya bergetar, dia sedang menangis. Ia merasa lelah dengan hidupnya. Rasanya ia ingin menyerah saja, namun dia masih memikirkan mimpinya.

“Mama, Shanin kangen. Apa Shanin nyusul mama aja?” suaranya terdengar pilu

“Shanin..”

Shanin mendongakkan kepalanya dan mendapati Mahardika berdiri dihadapannya. Mahardika yang melihat Shanin menangis pun menjadi khawatir. Mahardika duduk di sebelah Shanin.

“Hey, kenapa?”

“Dikaa...” Shanin langsung memeluk Mahardika erat. Ia menumpahkan tangisannya di dalam dekapan Mahardika. Mahardika pun memeluk Shanin erat dan mengusap rambutnya.

“Dika.. gue mau nyusul mama aja. Gue ga kuat”

“Ssttt, Shanin lo ga boleh ngomong gitu. Ada gue di sini, Shan”

“Kenapa Tuhan ga adil sama gue, Ka? Kenapa Tuhan ga bawa gue pergi juga sama mama dan papa? Kenapa gue ditinggal sendirian dengan hidup begini?” Shanin memukul-mukul lengan Mahardika guna meluapkan emosinya.

Mahardika melonggarkan pelukannya. “Liat gue, Shan!”

Shanin mendongakkan kepalanya untuk menatap Mahardika. “Tuhan itu ga jahat, Tuhan juga selalu adil sama hambanya. Coba liat dari sudut yang berbeda, Shan. Tuhan emang ambil kedua orang tua lo tapi dia ngehadirin gue di hidup lo buat jaga dan nemenin lo..”

“Tuhan juga ngasih cobaan begini karena Tuhan tau kalo lo itu kuat. Lo bisa ngelaluin semua ini. Tuhan tau lo hebat, Shan”

“Tapi.. gue ga sehebat itu, Ka”

“Kata siapa? Lo itu hebat, lo udah ada sampai di titik ini artinya lo udah hebat. Karena lo udah laluin banyak rintangan buat sampai ke titik sekarang”

Shanin diam. Ia mencerna semua perkataan Mahardika.

“Gue bakal di sini buat lo, Shan. Ayo lalui bersama” Mahardika mengusap air mata Shanin dan tersenyum.

“Jangan tinggalin gue..” lirih Shanin

Mahardika hanya tersenyum. “Ayo, kita cari kosan buat lo. Ini udah mau malam”

Akhirnya Shanin pun menurut.

Tuhan selalu adil sama hambanya, kamu bisa melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.

Tuhan memberikan cobaan karena kamu hebat. Bukti kamu hebat adalah kamu bisa berada di titik sekarang.