H-1 Wedding Day
Tak terasa hari pernikahan Nandra dan Jea hanya tinggal sehari lagi. Segala persiapan pun sudah selesai dilakukan. Selama seminggu belakangan, baik Jea maupun Nandra tidak diizinkan bertemu. Bagi Jea itu bukan masalah besar. Ia justru senang karena tidak harus dipaksa jalan dengan Nandra.
Bagi Nandra itu juga bukan masalah besar karena ia sedang sibuk dengan bisnisnya yang semakin besar. Bahkan hingga tersisa satu hari sebelum hari pernikahannya pun ia masih sibuk dengan urusan pekerjaannya.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa Jea merasa gugup untuk esok hari. Banyak hal yang berputas dipikirannya. Ia juga terus-menerus merasa tidak siap untuk menikah. Ia masih buruk dalam hal memasak, membersihkan dan merapikan rumah bahkan mengurus dirinya saja masih belum benar. Bagaimana bisa ia mengurus suaminya nanti? Begitulah pikirannya.
“Apa gue batalin aja ya?” ujarnya pada dirinya sendiri.
“Eh tapi sayang biayanya”
“Kasian mama juga,”
“TAPI GUE GAK SIAP NIKAH” teriaknya frustasi. Ia mengacak-acak rambutnya.
Ia pun meraih ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana.
“Gue tanya Nandra aja kali ya?” tanyanya lagi pada dirinya.