Kedatangan Yang Tak Diduga

image

Pagi itu, Luna sudah siap untuk pergi bersama dengan adiknya, Jilan. Ia pun segera menuju ke ruang tamu untuk menemui Jeffin yang sudah datang sejak tadi untuk menemui Luna. Luna bisa melihat bahwa Jeffin sedang berbincang dengan ibunya. Sesekali juga mereka tertawa dan hal tanpa sadar membuat hati Luna menghangat. Ibunya terlihat begitu nyaman mengobrol dengan Jeffin.

Luna pun mendekat ke arah ibunya dan juga Jeffin. Hal itu membuat kedua orang yang sedang mengobrol itu pun menoleh ke arahnya.

“Mau perginya bareng nak Jeffin juga kan, Nak?” Tanya ibunya lembut.

Luna sudah tidak terkejut lagi, karena ia tahu ini pasti ulah Jeffin. Ia pun menatap kesal ke arah Jeffin. Sementara yang ditatap hanya tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.

“Tapi kan aku mau berdua aja sama adek, Bu,”

“Adek gak masalah kok kak kalau kita perginya bertiga, kan makin seru,” sahut Jilan yang tiba-tiba saja berdiri di sebelah Luna.

Luna menghembuskan napasnya, ia sudah pasrah saja. Suka ataupun tidak dia harus terima jika Jeffin ikut bersamanya dan Jilan.

“Yaudah deh, pergi sekarang aja berarti,”

“Hati-hati, Nak. Nak Jeffin ibu titip Jilan sama Luna ya. Tolong dijagain,”

Jeffin pun bangkit dari duduknya, ia tersenyum ke arah Winodya, ibu Luna dan Jilan. “Pasti bu. Saya pastikan mereka berdua gak akan lecet sedikit pun.”

Bu Winodya pun terkekeh mendengar perkataan Jeffin.

Setelah pamit, mereka bertiga pun berjalan keluar, menuju mobil milik Jeffin. Jeffin pun membukakan pintu mobil untuk Luna. Ia juga meletakkan tangannya di atas kepala Luna agar kepalanya tidak terantuk bagian atas dari pintu mobil.

“Ekhem…” Jilan sengaja berdeham untuk menggoda keduanya. Jeffin hanya terkekeh santai. Sementara Luna menjadi salah tingkah.

Setelah selesai, Jeffin menuju ke sisi mobil yang lainnya. Begitu dirasa sudah siap, ia mulai melajukan mobilnya untuk membelah jalanan yang pagi itu cukup sepi.

©justdoy_it