Makan Bareng
Jam makan siang pun tiba. Kini, Denara tengah berada di dalam mobil Jiano bersama pria itu.
“Na, mau makan apa?” Tanya Jiano. Namun tak ada jawaban dari Denara.
Jiano pun menoleh ke arah Denara dan mendapati gadis itu sedang melamun. Ia pun menepuk pelan pundak gadis itu.
“Eh iya kenapa, Pak?” Denara sedikit terkejut.
Jiano pun terkekeh melihat Denara. “Kan udah gue bilang buat jangan panggil pak. Ngelamunin apa sih, Na?”
“Oh iya, maaf. Bukan apa-apa kok,” jawab Denara
“Jadi, mau makan apa?” Tanya Jiano lagi.
“Soto aja, mau gak?” Usul Denara. Jiano pun mengangguk menyetujuinya.
Akhirnya Jiano pun melajukan mobilnya menuju tempat penjual soto langganan Denara.
Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, mereka sudah sampai. Mereka pun turun dari mobil dan masuk ke warung soto tersebut.
“Lo mau pesen yang sama kayak gue atau gimana?” Tanya Denara.
“Samain aja deh.” Jiano mendudukkan dirinya. Sementara Denara pergi untuk memesan.
Setelah memesan, Denara kembali ke meja ia dan Jiano.
“Kenapa ngeliatin? Ada yang aneh?” Tanya Denara karena mendapati Jiano yang memperhatikannya terus.
Jiano hanya menggeleng lalu tersenyum sehingga membuat eye smilenya muncul. “Lo cantik, Na.”
“Ya karena gue cewek, masa ganteng.” Denara tidak terlalu menghiraukan Jiano. Ia membuka ponselnya.
Jiano pun terkekeh lagi. “Lo emang unik, Na. Pantes Derian ngejar lo sampai segitunya.”
Denara yang mendengar nama Derian pun menghentikan kegiatannya. Ia menaikkan sebelah alisnya. “Maksud lo?”
Baru saja Jiano ingin menjawab, pesanan soto mereka sudah datang. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyantap makanan mereka dalam keheningan.
“Andai gue kenal lo lebih dulu,”