Penjelasan

image


Kini, Jeffin dan Luna sedang duduk di taman yang berada tidak jauh dari kantor Luna. Setelah tadi Luna menyetujui untuk menemui Jeffin dan mendengarkan penjelasan yang ingin disampaikan oleh Jeffin, mereka memutuskan untuk mengobrol di taman yang saat ini tidak terlalu ramai.

“Jadi mau ngomong apa cuma mau diam aja, Pak?”

“Mau ngomong, tapi saya bingung harus mulai dari mana,”

“6 menit lagi,” peringat Luna.

“Iya, ini saya mulai. Jadi, saya mau bilang kalau Laura itu bukan pacar saya.” Jeffin menjeda perkataannya. Ia melihat reaksi dari Luna. Ternyata tidak ada reaksi jelas dari Luna. Gadis itu masih dengan wajah datarnya.

“Saya sama dia itu cuma teman. Saya ketemu sama dia malam itu karena katanya ada hal penting yang ia ingin bicarakan. Saya juga gak nyangka dia bakal gitu,”

“Terus maksud bapak, Mbak Laura bohong sama saya?”

Jeffin menganggukkan kepalanya. “Iya.”

Luna tertawa dipaksakan. “Buat apa coba dia bohong soal itu, Pak? Udah deh, bapak gak usah menutupi kelakuan buruk bapak dengan cara begini.”

Luna pun beranjak dari duduknya. Ia melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana. Namun ia menghentikan langkahnya. “Jangan ganggu saya lagi untuk masalah ini karena saya sama sekali gak peduli mau bapak pacaran atau pun nggak.”

“Tapi buat saya ini penting,”

Luna menaikkan sebelah alisnya yang mengisyaratkan agar Jeffin menjabarkan alasan dari perkataannya barusan.

“Karena saya jatuh cinta sama kamu. Bahkan sejak pertama kali saya dengar suara kamu di telepon waktu itu,”

Luna tertawa keras. “Lelucon macam apa itu, Pak?”

Jeffin pun berdiri di hadapan Luna, ia mengambil kedua tangan Luna untuk digenggam. “Saya mungkin sering bercanda, tapi kali ini saya serius. Saya jatuh cinta dengan kamu melalui suara kamu.”

Luna pun menghentikan tawanya. Ia menatap kedua manik mata Jeffin. Ia tidak melihat adanya kebohongan di sana. Namun ia menolak untuk mengakui kebenaran yang ada. Luna melepaskan genggaman itu.

“Bapak pikir saya percaya? Mana ada jatuh cinta dari suara, Pak,”

“Saya harus apa, Luna?”

“Bapak gak harus ngapa-ngapain. Cukup menjauh dari saya mulai sekarang.” Luna melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana dan meninggalkan Jeffin yang hanya diam menatap punggung Luna yang perlahan menghilang dari pandangannya.

justdoy_it