Pertemuan Pertama
Nandra sudah rapi dengan penampilan semi formalnya yaitu, celana bahan berwarna abu-abu, kaus putih polos sebagai dalaman serta blazer dengan warna senada dengan celana bahannya. Dan tak lupa juga dengan sneakers berwarna putih. Ia berjalan menuju garasinya. Baru saja ia ingin memakai helmnya, bundanya sudah memanggilnya.
“Nandra,” panggil bundanya.
Nandra pun menoleh ke arah bundanya. Ia melihat bundanya mendekat ke arahnya dengan sebuah plastik besar.
“Kenapa, Bun?” Tanya Nandra.
Bundanya tersenyum. “Ini bunda tadi bikin bolu sama cookies, kamu tolong antar ke rumah Bu Shani ya.”
Nandra mengerutkan dahinya. “Bu Shani yang kemarin ke sini?” Bundanya menanggapinya dengan senyuman dan anggukan.
“Ok deh bun, Nandra antar dulu ya,” pamitnya sambil membawa bungkusan tadi.
Nandra berjalan ke rumah yang berada di sisi kiri rumahnya. Setelah sampai tepat di depan pintunya, Nandra menekan belnya. Tak lama kemudian keluarlah seorang gadis cantik namun dengan penampilan yang sedikit berantakan seperti orang belum mandi.
“Cari siapa?” Tanya gadis di hadapannya.
“Saya cari Bu Shani, apa ada?” balas Nandra.
Gadis di hadapannya itu pun memandangi Nandra dari atas sampai bawah. “Ini bukan pacar baru mama kan ya?” batinnya.
“Mama lagi keluar, ada perlu apa dan kamu siapa?” Jea memasang wajah galaknya.
“Oh, saya Nandra tetangga sebelah. Ini ada titipan kue dari bunda saya buat mama kamu,” ujar Nandra sembari memberikan bungkusan yang dibawanya.
Jea pun menerima bungkusan itu dan berkata “Oh, makasih ya.” Dan langsung menutup pintunya.
Nandra yang berada tepat di depan pintu yang baru saja ditutup pun mematung. “Gak sopan,” pikirnya.
Akhirnya Nandra pun kembali ke rumahnya. Bunda Nandra yang melihat Nandra kembali pun tersenyum.
“Udah, Nak?” Tanya bundanya.
Nandra hanya mengangguk dan langsung berpamitan untuk pergi ke restorannya. Hari ini dia mempunyai janji temu dengan kliennya, dan ia sudah hampir terlambat sekarang.