Pertengkaran

image


Setelah mengimkan pesan di grup yang berisi bahwa ia akan menemui Jonas, Jeffin segera memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. Ia pun berjalan keluar dari ruangannya dengan wajah yang menahan amarah. Para karyawan yang berpapasan dengannya pun takut ketika melihat ekspresi marah Jeffin tersebut.

Setelah sampai di parkiran mobil, ia segera masuk ke dalam mobilnya dan menutup pintu mobilnya dengan cara membantingnya keras. Ia pun langsung menancapkan gas untuk keluar dari area parkir.

Selama diperjalanan, Jeffin tak henti-hentinya merutuki kebodohan yang diperbuat oleh sahabatnya, Jonas.

Setelah sampai di halaman rumah Jonas, Jeffin memarkirkan mobilnya secara asal. Ia segera melangkahkan kakinya menuju pintu rumah Jonas dan mengetuknya dengan keras.

“Keluar lo, Bang Jo!” teriak Jeffin.

Pintu pun terbuka dan menampakkan Jonas dengan pakaian santainya.

Bugh...

Sebuah pukulan keras mendarat di pipi bagian kanan Jonas. Akibatnya, bagian sudut bibirnya berdarah.

“Lo tuh bego banget, Bang,” ujar Jeffin yang ingin melayangkan kembali pukulan kepada Jonas. Namun Jonas lebih dulu menangkisnya dan balik memukul wajah mulus milik Jeffin.

“Lo yang sopan ya, Jeff. Ini rumah gue,” peringat Jonas.

Jeffin menarik kerah baju yang dikenakan Jonas. “Cih! Lo tuh gak bisa dilembutin, Bang. Lo harus ditonjok dulu biar sadar.”

“Bagus banget lo berdua,” ujar sebuah suara yang berhasil membuat atensi Jonas dan Jeffin teralihkan.

Darga berdiri di sana dengan dua buah balok yang berada di tangan kanan dan kirinya. Ia pun melempar kedua balok itu ke arah Jonas dan Jeffin. Balok tersebut pun mendarat di dekat kaki keduanya.

“Masih mau lanjut? Pake itu, biar lukanya gak nanggung,” sarkas Darga.

“Gila ya lo? Bisa mati kita,” protes Jeffin.

“Lah itu lo takut mati, tapi gayanya kayak jagoan.” Darga berjalan mendekat ke arah keduanya.

“Ini keburukan lo, Jeff. Lo gak bisa ngontrol emosi lo. Dan lo Bang Jo, lo tuh terlalu pakai perasaan,”

Keduanya terdiam, mereka sama-sama mengatur napasnya dan mencoba meredamkan amarah masing-masing.

“Semua bisa diobrolin baik-baik tanpa kekerasan. Apa menurut lo berdua masalah bakal selesai kalau kalian bonyok? Nggak,”

Keduanya masih menyimak apa yang dikatakan oleh Darga. Mereka sadar bahwa apa yang dikatakan oleh Darga itu benar.

“Mending lo pergi temuin Lunanya langsung, Jeff. Dan buat Bang Jo, ini bukan kali pertama lo dimanfaatin Laura. Sadar Bang, Laura udah pernah hancurin kita di masa lalu. Apa lo mau itu terulang?”

Jonas terdiam. Darga benar, sudah berkali-kali ia dimanfaatkan oleh Laura hanya untuk mencapai tujuan gadis itu. Ia pun benci dengan dirinya yang terlalu menggunakan perasaannya. Ia mengira bahwa perasaannya pada Laura sudah mati karena ia bisa menyukai Luna. Namun ia salah, Laura masih memiliki tempat di hatinya.

“Gue cabut dulu,” ujar Jeffin yang segera pergi dari sana dan menyisakan Darga dan Jonas di sana.

justdoy_it