Rahasia Yang Terungkap
Siang itu, Jeffin dan Luna sedang berada di salah satu tempat makan yang berada di dalam Mall. Setelah pendekatan yang dilakukan Jeffin selama berbulan-bulan, akhirnya beberapa minggu terakhir ini Luna mulai melunak kepadanya.
Jeffin yang melihat hasil dari usahanya tidak sia-sia itu pun senang. Ia merasa semakin memiliki peluang untuk memiliki Luna, walaupun tetap saja ia tidak tahu apa keputusan akhir Luna.
Dan selama beberapa minggu terakhir ini pula, baik Laura maupun Jonas tidak mengganggu acaranya untuk mendekati Luna. Jonas yang disibukkan dengan bisnisnya sehingga ia harus sering bolak-balik Jakarta-Bandung. Belum lagi sesekali Jonas harus ke luar negeri. Sementara Laura entah kemana.
“Bapak ngapain senyum-senyum sendiri?” Tanya Luna yang melihat Jeffin sedang senyum-senyum sendiri.
Tidak ada balasan dari Jeffin. Pria itu masih seperti itu.
“Ini orang gak kesambet kan?” Pikir Luna. Akhirnya Luna pun menjentikkan jarinya di depan wajah Jeffin. Hal itu membuat Jeffin tersadar dari lamunannya.
“Kenapa, Lun?”
“Bapak yang kenapa, senyum sendiri gitu,”
Bukannya menjawab, Jeffin malah tersenyum semakin lebar.
“Aneh,” ujar Luna.
Jeffin pun hanya terkekeh. “Lun, saya ke toilet dulu, ya?”. Luna pun hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Setelah melihat anggukan dari Luna, Jeffin pun melangkahkan kakinya untuk menuju toilet. Luna yang bosan menunggu pesanan datang pun memutuskan untuk memainkan ponselnya. Hingga suara notifikasi dan sebuah notifikasi yang pop up di layar ponsel milik Jeffin yang tertinggal di atas meja muncul.
Luna yang refleks pun melihatnya sekilas dan ia terkejut dengan pesan masuk dari Pak Tian tersebut.
“Jadi selama ini bukan hasil kerja keras gue? Tapi hasil bantuan dari Jeffin?” Pikir Luna.
Tanpa menunggu lama, ia berdiri dari duduknya dan juga meraih tasnya dengan cepat. Lalu pergi dari sana tanpa memberitahukan Jeffin terlebih dahulu.
Rasa kesal, kecewa dan marah pun menjadi satu. Ia dengan cepat keluar dari Mall tersebut.
©justdoy_it