Rencana Masa Depan
Seperti biasa, Derian dan ketiga sahabatnya sedang berkumpul di warkop abah yang sudah seperti basecamp untuk mereka.
“Jadi, setelah ini kalian bakal ngapain?” Tanya Derian.
“Kalo gue sih pulang terus tidur,” jawab Hasbi.
“Bi, mau pilih kanan apa kiri?” Derian menunjukkan tinjunya.
“Apa bedanya?” Tanya Hasbi.
“Sama aja, cuma bedanya yang kiri masuk rumah sakit lewat tangan kiri,” ujar Derian.
Jiano dan Jeandra menggelengkan kepala melihat kedua temannya yang seperti tom & jerry.
“Serius dulu ngapa, bi.”
“Ya lagian pertanyaan lu ambigu,” ujar Hasbi cuek.
“Ayo dah ribut aja kita di lapangan depan,” ajak Derian.
Jiano tertawa melihat keduanya. “Kalo gue sih paling kerja di kantor bokap.”
“Gue juga,” sahut Jeandra.
Derian mengangguk paham. Kemudian ia melihat ke arah Hasbi.
“Gue udah dapet rekomendasi dari bang Yogi sih buat ngelamar di kantor dia kerja,” ujar Hasbi.
“Lo sendiri gimana, Der?” Tanya Jeandra.
“Gue masih gak tau,” jawab Derian.
“Tapi gue udah ada rencana sih dan kemungkinan bakalan gak di Jakarta,” tambah Derian.
“Kenapa?” Tanya Jeandra lagi.
“Gue belum bisa kasih tau alasan pastinya,” jawab Derian
Ketiga sahabatnya mengangguk paham.
“Apapun keputusan lo, kita bakal dukung. Dan kalo lo butuh bantuan, bilang ke kita” ujar Jiano.
Derian pun tersenyum dan mengangguk. Rasanya ia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena sudah diberikan sahabat yang baik seperti Jiano, Jeandra dan Hasbi. Walaupun Hasbi sering membuatnya kesal, tapi Hasbi sangat baik dengan caranya sendiri.