Rencana Perjodohan
Akhirnya Jea dan Mamanya sampai di meja yang mereka tuju.
“Silahkan duduk, Jeng Shani.” Sebuah suara mempersilahkan Mama Shani, Mamanya Jea untuk duduk.
“Makasih loh, Jeng.” Mama Shani pun duduk di hadapan orang tadi. Jea pun ikut duduk di sebelah mamanya.
“Sebentar ya, makanannya masih dimasak.” Wanita yang usianya sama dengan Mama dari Jea pun tersenyum.
Tak lama kemudian makanan datang bersamaan dengan sosok yang membuat Jea terkejut. Jea membelalakkan matanya. “Dia koki di sini?” batin Jea.
Seolah menjawab pertanyaannya, ucapan dari mamanya pun kembali membuat Jea terkejut. “Aduh, jadi spesial ya kita dimasakin langsung sama pemiliknya.” Mama Shani tertawa. Sementara orang itu hanya tersenyum.
“Sial! Senyumnya manis banget,” pikir Jea.
“Jea, ayo kenalan dong sama Nandra,” ujar Mamanya. Jea pun menjadi kikuk.
Sementara Nandra mengulurkan tangannya “Nandra,” ujarnya sambil tersenyum.
Jea pun membalas uluran tangan Nandra “Jea,” ujarnya kaku.
Mereka pun menikmati hidangannya dalam diam. Sampai akhirnya Mama Shani pun membuka suara. “Kamu sudah menikah, Nak?” tanyanya pada Nandra.
Nandra pun menggelengkan kepalanya. “Belum, tante.” Senyuman dari Mama Shani pun mengembang.
“Gimana kalo tante jodohin sama Jea, mau gak?” Tanya Mama Shani.
Hal itu membuat Jea yang sedang meminum jus jeruknya pun tersedak. Dengan sigap Nandra membantu Jea. Ia juga memberikan tisu untuk Jea. “Mama jangan ngaco deh,” ujar Jea.
“Mama gak ngaco sayang. Bundanya Nandra juga udah setuju kok,” ujar Mama Shani.
Jea pun mengarahkan pandangannya kepada Bundanya Nandra. Bunda Nandra yang bernama Bunda Nafisya itu pun tersenyum dan mengangguk.
“Bunda setuju aja, karena menurut bunda Jea juga anak yang baik. Bunda udah pengen banget lihat Nandra berumah tangga. Bunda mau ada seseorang yang mengambil alih posisi bunda. Karena bunda gak selamanya bisa sama Nandra buat nemenin dan rawat dia,” ujar Bunda Nafisya yang berubah menjadi sendu.
“Bunda, jangan ngomong gitu.” Nandra mengelus bahu Bundanya.
Jea yang melihatnya pun terharu. Menurutnya Nandra sangat lembut, terutama dengan bundanya.
“Nandra ikut aja apa keinginan bunda,” ujar Nandra. Hal itu membuat Mama Shani dan Bunda Nafisya tersenyum.
“Gak usah buru-buru, kalian bisa kenalan dulu.” Bunda Nafisya tersenyum dan menatap Jea dengan lembut.