Taman

Sore itu, seperti kesepakatan Aida dan Danish, mereka pergi ke taman. Aida terlihat sangat senang karena Danish sudah tidak marah padanya dan ia bisa berhasil mengajak Danish ke taman―lagi. Aida sibuk dengan kegiatannya―mengagumi bunga-bunga indah yang ada di sana. Sementara Danish tersenyum kecil melihat sosok Aida yang tampak bahagia. Bahkan, Danish juga memotret Aida diam-diam.

“Kak, bunga yang ini cantik, ya?” Aida menoleh ke arah Danish dan menunjuk bunga yang ia maksud. Danish yang kala itu sedang memotret Aida pun menjadi gelagapan. Dengan segera ia berpura-pura mengambil foto selfie dirinya.

Aida terkekeh melihatnya. “Aku gak nyangka kalau kakak suka selfie juga.” Danish hanya berdeham sebagai tanda meng-iyakan.

Aida pun kembali berjalan menelusuri taman dan mencari bunga indah selanjutnya untuk menjadi objek fotonya. Danish pun mendorong kursi rodanya sendiri untuk mengikuti Aida.

Hingga akhirnya Aida merasa bahwa dirinya mulai kelelahan namun ia mengabaikan rasa lelah dan sakit yang mendera kepalanya. Ia terus tersenyum mengagumi keindahan bunga-bunga di sana.

Aida pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Danish sambil berkata, “Kak, tolong fotoin Aida sama bunga ini dong!”

IMG-20211119-195704.jpg

Danish terkejut saat melihat darah mengalir dari hidung Aida. “Kamu sakit?”

Aida yang sadar bahwa ia mimisan lagi. Ia pun dengan cepat menyeka darah dari hidungnya menggunakan tangannya. “Gak kok, Kak. Paling ini gara-gara panas aja.”

Ada rasa khawatir dalam diri Danish, namun ia memutuskan untuk meng-iyakan saja alasan Aida. Ia pun mengeluarkan sebotol air mineral dari totebag yang ia bawa. Ia memberikannya kepada Aida. “Minum ini dan duduk di sana.” Danish menunjuk ke arah bangku taman yang tak jauh dari tempat mereka saat ini. Aida pun menerima botol air mineral yang diberikan oleh Danish dan berjalan ke arah bangku yang ditunjuk Danish, lalu duduk di sana.

Danish pun menghampiri Aida, ia melihat wajah Aida yang pucat. “Kita pulang aja.”

“Gak, Kak. Kita belum lama di sini masa udah pulang aja,”

“Kamu lagi sakit, Ai,”

“Aida gak sakit. Aida sehat kok.” Aida mencoba untuk mengembangkan senyumannya meski sakit yang mendera kepalanya sudah semakin parah.

“Cukup! Jangan bohong terus, Ai.” Danish pun mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Kemudian ia menghubungi seseorang. Namun sayangnya orang yang ia hubungi tidak mengangkat teleponnya.

“Kamu kuat jalan sampai rumah, gak?” tanya Danish. Aida pun menganggukkan kepalanya.

Danish dan Aida pun memutuskan untuk pulang. Aida berinisiatif untuk mendorong kursi roda Danish namun Danish melarangnya. Ia menyuruh Aida untuk berjalan di samping kursi rodanya, sementara ia mendorong kursi rodanya sendiri.

justdoy_it